Friendsip

0 komentar
Hidup ini tak akan indah..
Jika tak ada tangis dan tawa..
Semua harus berjalan dengan lapang dada..

Mungkin tak selalu bersama..
Dalam suka ataupun derita..
Jika satu bersedih semua pun bersedih..

Aku punya kalian yang selalu menemaniku..
Inikah arti kebersamaan atau arti persahabatan..

Tuhan jangan pisahkan kita..
Tak terbayang ku tanpa mereka..
Entah pada siapa hati bercerita..

Aku punya kalian yang selalu menemaniku..
Inikah arti kebersamaan atau arti persahabatan..

Aku punya kalian yang selalu menemaniku..
Inikah arti kebersamaan atau arti persahabatan..

Aku punya kalian yang selalu menemaniku..

Solusi Mengatasi Global Warming

0 komentar
Global warming atau efek pemanasan global adalah suatu bahan pembicaraan yang selalu menarik untuk dibahas. Mengapa demikian? Karena semenjak suhu di bumi terus menerus mengalami kenaikan, yakni sekitar 0,130C per dekade, masyarakat mulai mengalami kepanikan luar biasa. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa kenaikan suhu rata-rata di planet bumi telah mencairkan es di kutub utara, menaikkan ketinggian rata-rata laut, dan acapkali menimbulkan banjir serta badai.

Menyikapi hal ini, maka beberapa negara merasa perlu untuk meminimalisir efek negatif dari global warming. Dimulai dengan diratifikasinya Kyoto Protocol pada bulan Desember 1997. Semenjak itu, seringkali diadakan konferensi multilateral yang membahas metode terbaru dan efektif dalam mengatasi global warming.
Tahun ini, kegiatan tahunan Conference of Parties yang ke-13 dari United Nations Framework Convention on Climate Change akan diadakan di Denpasar, Bali pada tanggal 3-14 Desember 2007. Pertemuan ini rencananya akan dihadiri oleh 189 negara.

Pertama, kita harus meninjau penyebab global warming terlebih dahulu. Dari penelitian, ditemukan bahwa salah satu penyebab global warming adalah gas CO2 dimana gas tersebut menahan panas dari dalam bumi untuk keluar ke ruang angkasa sehingga panas tersebut akan memantul lagi ke dalam bumi dan kemudian meningkatkan suhu di permukaan bumi. CO2 yang utama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Adapun gas-gas lain yang memiliki andil dalam menciptakan efek rumah kaca adalah CFC, metana, uap air, dan ozon. CFC (chloro fluoro carbon), yang banyak digunakan dalam sistem pendingin, dapat melubangi ozon (O3) sehingga O­­­3 berubah jadi O2 yang tidak dapat menyerap sinar UV. Kondisi ini membuat sinar matahari lanngsung ke jatuh ke bumi. Sementara metana berasal dari kotoran ternak.

Melihat hal ini, berbagai pihak telah berusaha menemukan cara terbaik dalam memperlambat serta meminimalisir efek negatif dari global warming.

1. Mengurangi pemakaian bahan-bakar fosil secara drastis
2. Mengurangi deforestasi
3. Memberlakukan standar emisi kendaraan bermotor
4. Memperbaiki kesadaran masyarakat akan sampah dan lingkungan
5. Mengusahakan penggunaan energi alternatif
6. Sanksi emisi


Keterangan : 
1. Mengurangi pemakaian bahan-bakar fosil secara drastis
Bahan bakar fosil dianggap sebagai biang keladi global warming karena pembakarannya yang menghasilkan gas CO2. Salah satu yang dianggap bermasalah adalah mobil. Oleh karena itu, banyak organisasi-organisasi berbasis kelingkungan yang melarang penggunaan mobil.

2. Mengurangi deforestasi
Seperti telah dijelaskan sebelum-sebelumnya, deforestasi atau perusakan hutan mengakibatkan terganggunya kemampuan hutan menyerap CO2 disamping meningkatnya kemungkinan terjadi banjir dan tanah longsor. Untuk itu perlu diupayakan untuk menanam kembali hutan yang gundul (reboisasi).

3. Memberlakukan standar emisi kendaraan bermotor
Semenjak tahun 1990-an, negara-negara di Eropa telah memberlakukan standar emisi kendaraan bermotor yang disebut Euro. Fungsinya adalah agar mobil-mobil yang beredar memiliki emisi gas buang yang kurang lebih sama. Konsekuensinya, kendaraan yang tidak memenuhi standar emisi yang berlaku diharuskan membayar pajak yang lebih besar. Hingga saat ini standar Euro IV telah diaplikasikan dan segera akan diganti dengan Euro V, sementara di Indonesia baru saja dimulai Euro II.

4. Memperbaiki kesadaran masyarakat akan sampah dan lingkungan
Seberapa hebat sebuah rencana penanggulangan global warming, tanpa didukung oleh masyarakat, semuanya adalah sia-sia. Mengapa? Karena masyarakatlah yang berperan secara aktif dalam menanggulangi efek rumah kaca. Tanpa peran serta masyarakat secara aktif mustahil efek rumah kaca dapat diminimalisir.

5. Mengusahakan penggunaan energi alternatif
Beberapa macam metode pemakaian energi akternatif telah diupayakan. Seperti pemakaian pemanas bertenaga matahari, minimalisir pemakaian listrik dan gas untuk kebutuhan rumah tangga. Dalam industri otomotif, telah diperjualbelikan mobil-mobil dengan sistem fuel cell dan hybrid, seperti Toyota Prius, Honda FC-X, dan Honda Civic Hybrid. Sekarang ini tengah dicoba pengablikasian BBM campuran E-85 atau etanol 85, yang artinya 85% etanol dan 15% bensin biasa.
6. Sanksi emisi
Sesuai dengan isi Kyoto Protocol, bahwa negara-negara maju yang menghasilkan emisi lebih tinggi dari kuota diwajibkan membayar denda yang kemudian akan disalurkan ke negara-negara dunia ketiga demi pembangunan infratruktur mereka. Di satu sisi, cara ini baik, karena dapat menyadarkan negara-negara adidaya, seperti Amerika Serikat untuk menjaga jumlah emisi yang dibuang ke alam. Namun di sisi lain, jika negara tersebut kaya dan egois, maka mereka hanya membayar denda tanpa peduli dan berusaha mengurangi tingkat emisinya.
Namun usulan-usulan ini tetap memiliki efek negatif, seperti tampak dari hasil penelitian yang dilakukan di Inggris, dimana rata-rata rumah di Inggris mengeluarkan gas CO2 1.500 kg lebih banyak daripada sebuah mobil Ford Focus. Fakta lain membuktikan bahwa sebuah pesawat Boeing 747 menghasilkan CO2 sebanyak 400 ton hanya dalam waktu 24 jam. Untuk menyamainya, perlu 250 mobil dalam waktu satu tahun. Selain daripada itu, ternyata “gas buang” sapi menghasilkan 18% dari gas penyebab rumah kaca. Jumlah ini masih lebih besar daripada penjumlahan seluruh emisi yang dihasilkan mobil, pesawat, dan alat transportasi lainnya.

Stop Global Warming

Kisah Mengharukan Anak yang mencoret mobil Ayahnya

0 komentar

Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya.. 

Merpati (Story)

0 komentar

Seorang pria paruh baya sedang duduk di bangku halaman rumah bersama putranya yang telah dewasa. Lalu seekor burung merpati hinggap di dekat bangku mereka.

"Apa itu?" tanya pria tersebut pada sang anak.
"Merpati", jawab sang anak yang sedang membaca surat kabar, singkat.

Lalu seekor merpati lain hinggap di dekat mereka.

"Apa itu?" pria tersebut bertanya lagi.
"Itu merpati, ayah...!" jawab sang anak sambil memandang ayahnya, seolah tak percaya ayahnya bertanya hal seperti itu.

Dan seekor merpati lagi hinggap.

"Apa itu?" kembali pria tersebut bertanya.
"Ayah! Apa sebenarnya maksud ayah? Sudah jelas itu burung merpati, siapapun tahu, termasuk ayah juga! Apakah ayah hendak membuatku kesal???" sang anak mulai hilang kesabaran.

Pria itu lalu berdiri dan beranjak pergi.
"Mau kemana?" tanya sang anak.
Pria itu hanya memberi isyarat bahwa ia akan segera kembali. Ia lalu masuk ke rumah, lalu tak lama kemudian keluar dengan membawa sebuah jurnal dan kembali duduk di bangku tersebut. Ia membuka sebuah halaman pada jurnal tersebut dan menunjukkannya pada sang anak, memintanya untuk membaca tulisan pada halaman tersebut.
Di sudut atas halaman tersebut tertanda tanggal hari itu 25 tahun silam.

"Hari ini aku menemani putraku yang berusia 2 tahun bermain di halaman. Suatu ketika seekor merpati hinggap. Ia bertanya "Apa itu, ayah?". Dan kujawab "Itu burung merpati, nak." Lalu merpati lain hinggap, ia kembali bertanya, "Apa itu, ayah?". Dan aku kembali menjawab "Itu juga burung merpati, nak..." Hari itu ada sekitar 38 merpati yang hinggap, dan ia terus bertanya "Apa itu, ayah?", dan aku menjawab seluruhnya, 38 kali, sama seperti saat aku menjawab pertanyaannya yang pertama. Tanpa merasakan sedikitpun kekesalan, malah aku sangat bahagia menjawab pertanyaan-pertanyaannya."